1. D.Merchantilists (abad 17)
Tokoh : Louis XIV adalah orang yang sangat boros. Saat itu Colbert (seorang menteri keuangan) berpikir bahwa pemerintah harus memelihara kas negara sementara kas kosong akibat kemewahan Louis XIV. Colbert kemudian mencari solusi dan berhasil menemukannya. Solusi Colbert adalah sebagai berikut :
a. Doktrin neraca perdagangan aktif (an active trade balance)
b. Atteliers Nationale : tempat kerja atau pabrik milik negara merupakan awal BUMN.
c. Intervensi pemerintah : intensive dalam proses ekonomi. Hasilnya industri-industri Prancis berkembang, perdagangan internasional merupakan satu-satunya cara agar makmur.
d. Impor tenaga kerja ahli : Itali, Belanda (Mentega+Keju), RRC (Porselen)
Kapitalisme : a system of economic organization characterred by private ownership of the means of production adn distribution such as land, factories, railroad,etc and their operation for profit under predominatly competitive conditions.
Sebuah organisasi raksasa ciptaan manusia. Di dalamnya terdapat berbagai macam masalah (what, how, for whom) yang diselesaikan oleh mekanisme harga dan pasar (the invisible hand) melalui berbagai mekanisme harga dan pasar macam institusi atau lembaga-lembaga yang dapat berupa subsistem ekonomi seperti IPolEkSosBudHanKam.
Pure Capitalism : non intervensi pemerintah dalam proses dan aktivitas ekonomi (dilakukan aktif oleh pihak swasta) ada kala naik ada kalanya merosot, kapitalime tidak dapat lepas dari konjungtur (konsep gerak gelombang kehidupan ekonomi).
Sistem kapitalisme merupakan sistem sosial yang lahir dari relasi
hubungan produksi dan tenaga produktif. Runtuhnya sistem feodalisme
merupakan titik mula dari kelahiran sistem ini. Jika dirunut dari sejarah
perkembangan sistem sosial manusia, kapitalisme merupakan tahapan keempat
setelah sistem feodalisme. Pendapat demikian sebagaimana Karl Marx katakan
dalam teori materialisme historis.
Menurut Karl Marx, perkembangan sistem sosial masyarakat di awali
sistem komunal primitif, perbudakan (slavery), feodalisme, kapitalisme,
sosialisme dan komunisme. Perkembangan sistem sosial masyarakat di atas,
disebabkan oleh perkembangan tenaga-tenaga produktif atau faktor ekonomi.
Pertama, sistem komunal primitif. Menurut Karl Marx, sistem ini
ditandai oleh proses produksi yang masih sangat sederhana dan belum
terbentuknya hak milik pribadi. Pada tingkatan ini alat-alat produksi dimiliki
secara bersama (komunal). Kegiatan produksi hanya diorientasikan pada
pemenuhan kebutuhan konsumsi pribadi. Oleh karena itu, kelebihan hasil produksi
yang dalam istilah Karl Marx disebut surplus veleu tidak ada. Dengan demikian,
adalah wajar jika sejarah mencatat pada tahap ini tidak berkembang sistem
pertukaran barang.
Kedua, sistem perbudakan (slavery). Sistem ini tercipta dari hubungan
produksi antara orang-orang yang menguasai alat-alat produksi dengan orangorang
yang hanya memiliki tenaga kerja. Dari pola produksi ini menyebabkan
berlipat gandanya keuntungan pemilik alat produksi. Pada tahap ini masyarakat
mulai terdikotomi menjadi kelas-kelas, yakni kelas pemilik alat produksi dan
budak yang menjual tenaganya. Upah yang diterima hanya sampai pada batas
untuk mempertahankan hidup.
Ketiga sistem feodalisme. Jika dalam sistem sebelumnya tingkat
kesejahteraan kelas buruh sangat tragis, maka dalam sistem feodalisme nasib
buruh sedikit ada peningkatan. Hal tersebut ditandai oleh pembebasan dari status
budak dan komposisi upah yang diterima lebih layak Keempat sistem kapitalisme.
Menurut Karl Marx, sistem kapitalisme ditandai oleh upaya untuk meningkatkan
keuntungan atau akumulasi kapital yang tinggi. Di samping itu, karakteristik
menonjol dari sistem ini adalah kebebasan individu yang didasarkan pada hak
milik atas alat-alat produksi. Kelima sistem sosialisme. Menurut Karl Marx,
sosialisme merupakan tahapan transisional dari sistem sebelumnya, kapitalisme
menuju sistem komunisme. yang dipahami oleh Karl Marx sebagai sistem terakhir
dari hasil evolusi sejarah. Pada masyarakat ini tidak ada hak milik, kelas dan
pembagian kerja. Semuanya dikelola secara kolektif (bersama).
Di sisi lain, kemunculan sistem kapitalisme juga merupakan respon atas
perdebatan klasik antara kaum merkantilisme dan kaum fisiokrat tentang upaya
meningkatkan kekayaan negara. Menurut kaum merkantilisme, kekayaan negara
akan meningkat jika negara menjual (mengekspor) lebih banyak dari pada
membeli (mengimpor), serta banyak-banyak mendatangkan logam mulia berupa
emas dan perak ke dalam negeri.5 Di samping itu bagi kaum merkantilsme, sistem
perekonomian yang terbaik adalah suatu sistem perekonomian di mana negara
harus melakukan campur tangan seluas-luasnya terhadap dunia usaha dan
perdagangan luar negeri.
Paham merkantilisme banyak dianut oleh negara-negara Eropa pada abad
XVI seperti Portugis, Spanyol, Inggris, Prancis, dan Belanda. Negara-negara
tersebut tidak hanya berdagang dengan sesama negara Eropa, namun juga dengan
negara di luar Eropa yang salah satunya adalah Hindia Belanda (Indonesia).
Tokoh terkenal dari kaum merkantilsme salah satunya adalah Thomas Mun.
Berbeda dengan kaum merkantilisme, kaum fisiokrat berpendapat bahwa
kekayaan negara bisa meningkat jika negara mengembangkan basis
perekonomiannya pada pertanian. Kaum fisiokrat beranggapan bahwa hanya dari
alamlah sumber kekayaan negara bisa meningkat. Salah satu tokoh fisiokrat yang
paling menonjol pemikiran ekonominya adalah Francois Quesnay. Di antara
pokok pikiran yang dalam perkembangannya menjadi dasar liberalisme adalah
kebebasan ekonomi, yakni bebas dari segala macam kontrol akan mengakibatkan
terciptanya masyarakat yang makmur dan teratur. Quesney berpendapat bahwa
pengendalian atas perdagangan luar negeri sebagaimana pandangan kaum
merkantilisme, justru akan menghambat perkembangan ekonomi. Di samping itu,
pajak haruslah ditanggung seluruhnya oleh para pemilik tanah.
Kolaborasi dari dua pemikiran di atas yakni pemikiran merkantilisme
dan fisiokrat pada akhirnya membawa Adam Smith pada puncak kejayaan sebagai
ekonom yang didaulat meletakkan fondasi ilmu ekonomi modern. Namun
demikian perlu dicatat bahwa pemikiran genius Adam Smith tidak bisa dipungkiri
kontribusi tokoh-tokoh merkatilisme seperti Thomas Mun dan fisiokrat Quesney
dalam membangun pemikiranya adalah teramat besar. Dalam salah satu pendapat
teori invisible hand yang dikemukakan Adam Smith ternyata juga terispirasi dari
pemikiran Quesney.
0 comments:
Posting Komentar